Translate

Minggu, 20 Januari 2019

Mengapa Sejarah Selalu Identik Dengan Candi?



Oleh. Hafid Rofi Pradana

"Ada banyak hal dan opini untuk membalikkan anggapan bahwa sejarah tak melulu mengenai candi."

Sejak zaman masih menjadi mahasiswa baru hingga lulus sekarang, tak sedikit orang yang bertanya-tanya mengenai sejarah kepada saya. Entah itu di jalan, bertemu di kereta api, maupun ketika ada acara seminar/pelatihan di sebuah gedung besar. Rata-rata pertanyaan setiap orang hampir sama; “Kuliah jurusan sejarah membahas apa saja mas?”, “Berarti mas-nya suka dengan candi, cerita rakyat gitu ya?”, “Mas hafal candi-candi di seluruh Indonesia?” (Busyeet yang ini pertanyaannya warbyasah sekali). 

Atau jika bertemu dengan orang yang kebetulan satu kota dengan saya (kebetulan saya berasal dari Kabupaten Tulungagung) rata-rata pertanyaannya, ”Mas-nya hafal sejarah candi-candi di Tulungagung?”, “Mas-nya tahu cerita Pangeran Lembupeteng?”, “Pernah berkunjung ke candi apa saja mas di Tulungagung?” atau pertanyaan lain yang sedikit berbobot, “Mas-nya kira-kira paham sejarah Tulungagung”, dan masih banyak pertanyaan lainnya yang hampir serupa. 

Atau kalau ke arah adegan humor, ada pengalaman seorang kakak senior yang bertanya kepada teman saya ketika masa PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru) 4 tahun lalu, “Adek dari jurusan apa?”, “Saya jurusan Pendidikan Sejarah mas.”, “Oh pantesan wajahnya mirip dengan artefak hahaha”. Seketika semua peserta PKKMB tertawa, termasuk saya. 

Dari rentetan kalimat diatas jika ditarik garis besar terdapat kata-kata yang diulang-ulang: Candi. Ada apa dengan Candi? Mengapa pertanyaan sejarah selalu diidentikkan dengan Candi? Mengapa orang yang suka sejarah dikaitkan dengan candi? Padahal candi gak pernah merasa dekat dengan kita, membicarakan kita, apalagi menggunjing.

Eh. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan candi, karena candi bukan laki-laki maupun perempuan. Bukan. Candi merupakan objek situs warisan sejarah yang harus kita rawat dan lestarikan. Candi merupakan warisan “tangible heritage” yang artinya warisan budaya dalam bentuk fisik (benda). Keberadaan candi di Indonesia menunjukkan bahwa terdapat peradaban manusia jauh sebelum kita lahir, sama halnya dengan peradaban manusia purba atau peradaban dinosaurus. 

Peradaban candi di Indonesia menunjukkan bahwa sejak abad awal Masehi hingga sampai sekitar abad ke-13 agama Hindu dan Buddha menjadi agama pilihan utama masyarakat Nusantara. Artinya, candi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari lembaran sejarah bangsa Indonesia.
Namun apakah sejarah harus melulu tentang candi? Tidak, sejarah tidak harus mengenai candi. Apapun pada masa dahulu itu disebut dengan peristiwa sejarah. Bahkan peristiwa satu detik yang lalu bisa dianggap sejarah, misalnya satu jam yang lalu kamu melakukan aktivitas berak, kemudian dilanjutkan mandi. Setelah mandi dilanjutkan dengan makan. 

Kenyang makan membuat kamu ngantuk dan kemudian tertidur. Atau contoh peristiwa lain, misalnya sehari yang lalu ada seorang cewek yang marah dan menangis kepada pacarnya karena pacarnya ketahuan selingkuh tepat di depan matanya di sebuah taman kota. Tercyducknya kasus perselingkuhan tersebut tak pelak membuat si cewek memutuskan ikatan hubungan yang ia jalin selama bertahun-tahun dengan si cowoknya tersebut. Merasa dipermalukan di depan umum dan tak terima dengan perlakuan si cewek tersebut, si cowok akhirnya melakukan tindakan kekerasan kepada si cewek tersebut yang membuat heboh seisi taman. 

Ingat, peristiwa sejarah harus ada keterkaitan dan keberlanjutan serta pola pergerakannya dinamis dan tidak stagnan di satu tempat.
Mari kita lihat tentang pendapat para ahli mengenai pengertian sejarah. Menurut mbah Herodotus, sejarah diartikan tidak berkembang ke arah depan dengan tujuan pasti, melainkan bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan oleh keberadaan manusia. 

Artinya sejarah merupakan kisah masa lampau yang dibuat oleh manusia. Kemudian ahli lain yakni Moh. Yamin berpendapat bahwa sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan. Mendiang Prof. Sartono Kartodirdjo juga berpendapat bahwa sejarah merupakan bentuk penggambaran masa lalu, dan untuk mengungkapnya dapat melalui aktualisasi dan penetasan pengalaman masa lalu. 

Jika disimpulkan, sejarah merupakan penggambaran masa lalu dimana terdapat waktu, manusia dan ruang dalam periodeisasi tertentu. 
Dalam babad sejarah Indonesia yang ditulis oleh para sejarawan kita, terdapat berbagai periodeisasi: periode pra-sejarah, periode Hindu-Buddha, periode Islam, periode masuknya bangsa Barat di Nusantara (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris), periode penjajahan Jepang, periode revolusi, periode Orde Lama, periode Orde Baru, dan periode Reformasi. 

Dalam satu periodeisasi tertentu terdapat beberapa peristiwa-peristiwa sejarah dimana setiap peninggalannya bisa kita lihat dan nikmati hingga sekarang. Pada periode Islam misalnya, terdapat peninggalan berupa Masjid Agung Demak yang merupakan masjid peninggalan masa kerajaan Demak, atau Keraton Surosowan Banten yang merupakan peninggalan Kerajaan Banten pada tahun 1522-1556. Pada periode Kolonial Belanda juga terdapat beberapa peninggalan bahkan masih digunakan hingga sekarang seperti Benteng Kedung Cowek di Surabaya, Gedung Lawang Sewu di Semarang, Institut Teknologi Bandung, Gereja Katedral Jakarta, Istana Kepresidenan di Bogor, Gedung Sate Bandung, Stasiun Kereta Api Jakarta Kota, dan lain-lain. 

Bahkan sisa-sisa alat perang masa penjajahan terkadang ditemukan secara tidak sengaja. Atau jika ditarik ke periode pra-sejarah, Indonesia memiliki beberapa peninggalan berupa kapak genggam, kapak lonjong, menhir, sarkofagus, kapal pra-sejarah, atau fosil hewan dan manusia. 

Beberapa temuan peninggalan sejarah dari berbagai periodeisasi menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kekayaan sejarah yang sangat besar. Tidak melulu mengenai candi; karena Candi merupakan merupakan salah satu objek peninggalan budaya Indonesia. Sejatinya candi merupakan kebudayaan asli dari India, negara penganut Hindu terbesar di dunia saat ini. Jadi mulai sekarang ubah mindset bahwa sejarah bukan hanya candi!

0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html